Kesehatan

Temuan Residu Pestisida dalam Anggur Muscat Picu Kekhawatiran Publik

60
×

Temuan Residu Pestisida dalam Anggur Muscat Picu Kekhawatiran Publik

Share this article
ilustrasi

Seketika.com, Health – Publik dikejutkan oleh temuan residu pestisida dalam anggur muscat yang diungkap otoritas pangan Thailand. Laporan ini, yang viral di media sosial, memicu gelombang kekhawatiran, khususnya bagi konsumen yang rutin mengonsumsi buah tersebut. Di tengah meningkatnya kesadaran akan keamanan pangan, isu ini mengundang perhatian masyarakat dan menyorot pentingnya regulasi lebih ketat terhadap produk impor.

Ahli epidemiologi Dicky Budiman menyebutkan bahaya pestisida sistemik, seperti triasulfuron dan tetraconazole, yang dapat terserap ke dalam jaringan buah. Ia menjelaskan, apabila residu pestisida pada buah tersebut melebihi ambang batas aman, kesehatan konsumen bisa terancam.

“Paparan pestisida yang berlebihan tak hanya berdampak pada sistem pencernaan, tetapi juga dapat memicu gangguan pada sistem saraf dan, dalam jangka panjang, bahkan meningkatkan risiko kanker,” ungkap Dicky dikutip detikcom, Selasa (29/10/2024).

Menurut Dicky, penemuan ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan ketat terhadap produk pangan impor. Untuk itu, ia menyarankan kerja sama intensif antara BPOM, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesehatan guna memastikan keamanan pangan yang beredar di masyarakat. Ia menambahkan bahwa BPOM memiliki tanggung jawab untuk menguji residu kimia dan pestisida dalam produk pangan.

“BPOM, misalnya, memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan ketat pada residu kimia atau pestisida dalam produk pangan, termasuk anggur muscat. Kementerian Pertanian juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua produk impor memenuhi standar keamanan pangan sebelum beredar di Indonesia,” jelas Dicky.

Jika residu pestisida dalam produk pangan melebihi batas aman, pemerintah diharapkan dapat mengambil tindakan tegas, seperti menarik produk dari peredaran.

Dicky juga menyoroti pentingnya merujuk pada standar keamanan pangan internasional, seperti dari WHO dan FAO, untuk menetapkan ambang batas residu pestisida.

Lebih lanjut, Dicky menyarankan agar label pangan lebih transparan mengenai asal dan proses pengawasan produk, sehingga konsumen dapat lebih teliti dalam memilih. Langkah-langkah seperti regulasi residu pestisida, pemeriksaan berkala, dan edukasi publik tentang risiko bahan kimia dalam makanan dianggap penting untuk diterapkan.