Ia menjelaskan, insentif pajak yang ditawarkan, seperti pengurangan PBB P2 dan BPHTB hingga 50-100 persen, menjadi “harga” yang harus dibayar untuk menarik investor.
Meski demikian, Lani tetap optimis. Kenaikan pendapatan akan diperoleh dari multiplier effect yang dihasilkan oleh KEK. Ia juga membayangkan geliat ekonomi baru di luar kawasan KEK yang akan mengompensasi penurunan PAD tersebut.
“Untuk memastikan KEK tidak hanya menguntungkan investor, Pemkab Batang juga menyiapkan jaring pengaman,” tegas Lani.
Ia menambahkan bahwa regulasi terkait insentif daerah dan ketenagakerjaan sedang dipersiapkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Lani juga menekankan pentingnya komitmen perusahaan dalam KEK untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Perjalanan Batang menuju era KEK baru dimulai. Dengan perpaduan antara visi yang jelas, regulasi yang mendukung, dan semangat gotong royong antara pemerintah, investor, dan masyarakat, Kabupaten Batang siap menulis babak baru dalam sejarah pembangunannya. Akankah impian Batang menjadi ‘Semarang kedua’ di pesisir utara Jawa Tengah terwujud? Hanya waktu yang akan menjawab,” pungkasnya.
(batang)
