Pengamat mencatat bahwa warna api knalpot yang terlihat pada foto peluncuran menunjukkan kemungkinan penggunaan bahan bakar padat.
Sebelum Hwasong-19, ICBM tercanggih Korea Utara adalah Hwasong-18 yang juga berbahan bakar padat.
Propelan padat memudahkan pemindahan dan mengurangi waktu persiapan peluncuran, membuatnya lebih sulit dideteksi oleh musuh.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara melaporkan kemajuan dalam upaya memperoleh rudal dengan kemampuan nuklir. Banyak ahli percaya bahwa negara ini mungkin sudah memiliki rudal yang mampu menyerang Korea Selatan, namun belum memiliki ICBM yang bisa mencapai daratan AS.
Terdapat keraguan mengenai apakah Korea Utara telah menguasai teknologi untuk melindungi hulu ledak dari suhu tinggi saat memasuki atmosfer.
Analis juga menekankan perlunya perbaikan dalam sistem kendali dan pemandu rudal. Kemampuan untuk meluncurkan beberapa hulu ledak dari satu rudal juga dianggap penting untuk mengatasi pertahanan rudal lawan.
