Kepala Negara menjelaskan bahwa Jembatan Tajum Margasana menelan biaya Rp72 miliar, Jembatan Karangbawang Rp89 miliar, dan Jembatan Jurug B senilai Rp90 miliar.
Presiden berharap kehadiran ketiga jembatan tersebut akan memperlancar arus mobilitas barang maupun orang.
“Ini akan memperbaiki, akan merevitalisasi jembatan-jembatan yang memang sudah saatnya untuk diperbarui karena beban transportasi, beban logistik yang ada di atas jembatan makin hari makin berat. Kita harapkan dengan jembatan baru ini mobilitas barang, mobilitas orang akan makin terjamin keamanan dan kecepatannya,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 37 jembatan Callender Hamilton di Pulau Jawa tersebar masing-masing di Provinsi Banten 3 jembatan, di Provinsi Jawa Barat 16 jembatan, di Provinsi Jawa Tengah 9 jembatan, dan di Provinsi Jawa Timur 9 jembatan. Keseluruhan proyek menelan biaya Rp2,2 triliun dengan masa konstruksi selama dua tahun (Desember 2021 hingga Desember 2023), dan masa layanan 10 tahun hingga tahun 2033.
Untuk diketahui, Jembatan Callender Hamilton merupakan jembatan rangka prafabrikasi portabel modular yang menjadikan pengerjaan konstruksinya dikerjakan dengan cepat karena komponennya sudah dirancang sebelumnya. Jembatan Callender Hamilton di Indonesia telah dibangun sejak tahun 1970-an, dan saat ini jembatan-jembatan tersebut sudah berusia di atas 50 tahun yang telah melewati usia layanan dan menjadikannya rentan karena beban logistik atau angkutan berukuran berat, sehingga harus diganti baru.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dalam kesempatan tersebut yaitu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, dan Pj. Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro.
(BPMI Setpres)