“8 Ancaman Potensi Bencana diantaranya banjir, banjir bandang, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, tsunami, kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, berharap pemerintah dan masyarakat bisa berkolaborasi dan saling koordinasi, dengan begitu bencana bisa dicegah”
Seketika.com, Tangerang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang menyiagakan sebanyak 80 personel di 12 pos untuk menanggulangi ancaman bencana banjir. Setiap hari BPBD menyiapkan personel serta peralatan dan perangkat rescue menghadapi bencana.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat mengatakan, BPBD menyiapkan 12 pos di Kabupaten Tangerang. Setiap pos terdapat 12 orang yang terbagi dari 6 orang menjaga pos dan 6 orang akan bersiaga. Lebih dari 80 orang disiagakan di semua pos yang ada. BPBD menyiapkan berbagai peralatan mulai dari perahu, mesin potong untuk pohon tumbang, alat-alat selam dan selalu menyiapkan untuk masyarakat ketika membutuhkan peralatan untuk hal-hal darurat misalkan untuk sembako.
“Kemudian tempat pengungsian ketika terjadi bencana yang mana pada saat itu tidak bisa masak atau beraktivitas maka dari itu kita akan membantu segera,” ujarnya saat menggelar Apel Siaga Bencana di Lapangan Raden Arya Yudha Negara Puspemkab Tangerang, Selasa (19/12/2023).
Apel Siaga Bencana di lingkup Pemerintah Kabupaten Tangerang tersebut dirangkaikan dengan Hari Kesadaran Nasional dan Peringatan Hari Bela Negara. Apel Siaga Bencana yang bertema “Sigap dan Tanggap Terhadap Bencana”. Kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab serta kepedulian Pemerintah Kabupaten Tangerang terhadap bahaya bencana. Terlebih saat ini memasuki fase pergantian musim atau pancaroba di mana kemungkinan terjadinya cuaca ekstrim yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung dan longsor.
Ujat Sudrajat menjelaskan, salah satu potensi bencana terdapat di Kosambi dan Teluknaga. Potensi tersebut dilihat dari aliran Cisadane dan banjir rob yang disebabkan dari berbagai macam faktor.
“Daerah tersebut merupakan pesisir jadi ketika hujan turun, potensi terjadinya banjir sangat memungkinkan, tidak hanya hujan tetapi dilihat dari volume air laut yang tinggi juga bisa menyebabkan banjir rob dan gabungan antara volume air laut dengan aliran cisadane juga berpotensi. Maka dari itu kami harus antisipasi lebih untuk ke daerah yang berpotensi tinggi,” jelasnya.