Dia menilai, akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen.
“Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk terus meningkatkan pemberdayaan UMKM,” kata Romy.
Kredit konsumer juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,58 persen dari posisi Rp 19,81 triliun pada kuartal IV 2022 menjadi Rp 22,10 triliun pada kuartal IV 2023.
Pertumbuhan juga terjadi pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) yang tumbuh 6,37 persen dari posisi Rp 16,51 triliun pada kuartal IV 2022 menjadi Rp 17,56 triliun pada 2023. Sementara itu, kredit menengah tumbuh 1,34 persen dari Rp 1,89 triliun menjadi Rp 1,92 triliun. Penyaluran kredit sindikasi mencapai Rp 4,84 triliun.
Ditambahkan Romy, pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL Gross) yang terjaga pada level rendah 1,76 persen dengan NPL Nett sebesar 0,58 persen pada kuartal IV 2023.
Bank DKI juga fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha ke depan dengan menjaga posisi Coverage Rasio kredit (CKPN) sampai dengan 223,85 persen.