Anhar juga mengatakan, paket-paket perawatan kesehatan yang komprehensif dan konsep wisata medis yang nyaman menjadi daya tarik utama bagi pasien dan pendamping mereka.
“Untuk saat ini, Permenkes hanya mengizinkan rumah sakit kelas A dan B untuk menjadi penyelenggara wisata medis, dan Kota Bandung memiliki potensi besar dalam hal ini,” ujarnya.
Munculnya gagasan wisata medis dilatarbelakangi saat Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekhawatiran atas jumlah orang Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk perawatan medis dan berwisata kesehatan. Devisa yang dikeluarkan untuk tujuan ini mencapai angka yang signifikan, yakni sebanyak Rp170 triliun.
“Banyak dari mereka yang memilih Malaysia, khususnya Penang, sebagai tujuan utama. Padahal fasilitas kesehatan di Indonesia tidak hanya sebanding dengan yang ada di luar negeri, tetapi juga memiliki keunggulan dalam berbagai aspek,” katanya.
Upaya untuk mendorong wisata medis di Indonesia pun akhirnya melibatkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes).