“Bebas untuk memilih mau menggunakan metode apa. Bisa maggotisasi, pelinda, loseda, batu terawang, atau yang lainnya. Berkat dukungan dari semua pihak, sampai saat ini sudah ada 272 kawasan bebas sampah (KBS) dari 1500 RW di Kota Bandung,” imbuh Ema.
Di luar itu, Ema Sumarna menyampaikan, silaturahmi dalam kehidupan beragama merupakan hal yang sangat luar biasa.
“Percikan mungkin ada, tapi tidak menimbulkan hal-hal yang luar biasa. Kita terus berkomitmen, inilah salah satu modal besar kita dalam kehidupan bersosial di Kota Bandung,” ungkap Ema.
Ia mengatakan, meski kecil, Kota Bandung memiliki penduduk yang sangat padat. Apalagi menjelang malam, masih banyak penduduk yang beraktivitas di Kota Bandung.
“Alhamdulillah kehadiran FKUB sampai saat ini dan semua pihak pun masih bisa memerankan tugas dan fungsinya dengan secara proporsional dan profesional. Bisa menjaga kerukunan, sehingga dalam konteks keagamaan ini tidak ada potensi ancaman konflik,” tuturnya.
Ema juga membahas mengenai pesta demokrasi yang sebentar lagi akan diselenggarakan secara serentak. Lima tahun lalu, pesta demokrasi di Kota Bandung bisa berjalan aman dan kondusif. Bahkan partisipasi pemilihannya sampai 87 persen.
“Ini luar biasa jika melihat banyaknya penduduk di Kota Bandung. Sekarang potensi pemilih kita ada sekitar 1,7 juta juta orang. Targetnya tahun depan bisa mencapai 90 persen partisipasinya,” harapnya.
Ia berharap, jika persentase partisipasi meningkat, maka secara bersama-sama bisa menghadirkan pemimpin terbaik untuk negara dan khususnya Kota Bandung.
Sedangkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung, Bambang Sukardi mengatakan, sebanyak 175 peserta dari berbagai unsur keagamaan dan kepercaya hadir mengikuti silaturahmi tersebut.
“Pesertanya 175 orang yang berasal dari perwakilan majelis agama atau kepercayaan, organisasi keagamaan atau kepercayaan, dan perwakilan kampung toleransi,” ujar Bambang.
Ia menambahkan, tujuan diselenggarakannya silaturahmi FKUB pada kesempatan kali ini untuk mempererat tali silaturahmi dalam kerukunan hidup beragama demi mewujudkan Kota Bandung yang kondusif terutama menjelang pemilu serentak 2024.
(din/bandung.go.id)