Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
PeristiwaReligi

Haul Ke-52 KH Abdul Wahab Chasbullah, Wapres: Mbah Wahab pencetus solusi kebangsaan

769
×

Haul Ke-52 KH Abdul Wahab Chasbullah, Wapres: Mbah Wahab pencetus solusi kebangsaan

Share this article

“Sungguh sangat disayangkan apabila adab itu hilang, tidak lagi digunakan hanya karena urusan ideologi dan politik. Maka dari pada itu, izinkan saya mengajak, sebagai sambutan penutup dari sambutan saya, untuk kembali menyelami samudera teladan K.H. Wahab Chasbullah, mulai dari tindak laku, sopan santun, relasi dan penghormatan beliau terhadap guru dan orang yang lebih sepuh, termasuk kepeloporan beliau untuk membawa NU dan Indonesia maju ke masa depan dengan digdaya,” tandasnya.

Sebagai informasi, K.H. Abdul Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab merupakan salah satu ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat berjasa untuk bangsa Indonesia. Mbah Wahab juga adalah seorang orator ulung, ahli politik, serta pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

Mbah Wahab lahir di Jombang pada 31 Maret 1888. Ia adalah putra dari pasangan K.H. Hasbullah Said, Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang Jawa Timur dengan Nyai Latifah. Mbah Wahab memiliki garis keturunan kepada Raja Brawijaya IV dan Brawijaya V pada jalur yang lain.

Mbah Wahab wafat di Jombang pada usia 83 tahun atau tepatnya pada 29 Desember 1971. Pada 7 November 2014, Mbah Wahab bersama dengan Djamin Ginting, Sukarni Kartodiwirjo, dan H.R. Muhammad Mangundiprojo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo.

Masa pendidikan Mbah Wahab dari kecil hingga dewasa banyak dihabiskan di pondok pesantren. Selama kurang lebih 20 tahun, ia secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari berbagai pesantren di tanah Jawa. Karena tumbuh di lingkungan pondok pesantren, sejak dini Mbah Wahab diajarkan ilmu agama dan moral pada tingkat dasar.

Setelah lama menimba ilmu di berbagai pesantren, seperti halnya kebanyakan santri Jawa saat itu, Mbah Wahab pada umur 27 tahun mulai memperdalam ilmunya di Makkah, Arab Saudi. Ia belajar di kota suci ini selama kurang lebih 5 tahun. Di Makkah, Kiai Wahab berguru kepada para ulama terkemuka, seperti Kiai Mahfudz Termas, Kiai Muchtarom Banyumas, Syaikh Ahmad Khotib Minangkabau, Syaikh Sa’id Al-Yamani, dan Syaikh Ahmad Abu Bakri Sata.

Leave a Reply