Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
KulinerPemerintahan

Kolaborasi Kemenparekraf-BRIN Kaji Skema Pembiayaan Indonesia Spice up The World

369
×

Kolaborasi Kemenparekraf-BRIN Kaji Skema Pembiayaan Indonesia Spice up The World

Share this article

Dessy juga menjabarkan fakta lain yang ditemukan oleh timnya di lapangan yakni para pengelola restoran ini cukup kesulitan memperoleh rempah-rempah asli Indonesia di negara masing-masing. Sehingga, mereka terpaksa mengimpor sendiri rempah-rempah tersebut dari Indonesia dan membeli di toko-toko lokal yang tak jarang harganya mahal dan langka.

“Menggunakan rempah Indonesia pasti akan membuat cita rasa Indonesia terjaga. Ini menjadi suatu peluang bagi program ISUTW dalam meningkatkan ekspor rempah-rempah ke negara yang memiliki restoran dengan jumlah banyak,” kata Dessy.

Mengenai skema pembiayaan, Dessy menjelaskan 43 persen restoran Indonesia di luar negeri memiliki omzet rata-rata di bawah Rp300 juta per tahun. Sebanyak 29 persen, omzetnya Rp300 juta-Rp2,5 miliar, 19 persen omzetnya Rp2,5 miliar-Rp50 miliar, dan 9 persen omzetnya lebih dari Rp50 miliar.

Para pelaku usaha restoran itu membutuhkan pembiayaan yang beragam tergantung pada skala usaha mereka atau berkisar Rp500 juta-Rp5 miliar yang nantinya akan digunakan untuk membuka restoran baru dan untuk memperluas yang sudah ada.

“Tenor pembiayaan yang dikehendaki oleh masing-masing pemilik restoran yang juga merupakan pengelola restoran juga beragam namun sebagian besar menginginkan tenor satu sampai lima tahun dengan bunga sebesar satu sampai tiga persen,” katanya.

Leave a Reply