Kesenjangan Gender dalam Birokrasi
Pada kesempatan yang sama, National Gender Advisor Prospera Hartian Silawati menjelaskan, kesenjangan gender yang turut terjadi dalam birokrasi membuat hambatan-hambatan yang dialami pekerja perempuan menjadi tak kasat mata.
“Tiga hambatan utama yang menjadi kendala bagi kemajuan karier perempuan adalah faktor domestik, tugas pengasuhan, cuti melahirkan, 80 persen menjadi hambatan. Yang kedua ini paling penting faktor lingkungan kerja, nah, yang ketiga adalah hambatan individu,” ujar Hartian.
Bahkan, mayoritas perempuan sebanyak 61 persen melaporkan bahwa mereka secara pribadi pernah mengalami atau terkena dampak hambatan-hambatan tersebut.
Menurut data, proporsi perempuan yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sedikit lebih tinggi dari proporsi laki-laki. Perempuan merepresentasikan sekitar 16 persen dalam kepemimpinan birokrasi.
Kendati begitu, presentasi proposi perempuan lebih rendah pada jabatan Eselon I dan Eselon II. Pada Eselon I proporsi perempuan hanya sebesar 16 persen, sedangkan pada Eselon II perempuan proposi perempuan hanya sebesar 14 persen. Data tersebut konsisten selama lima tahun terakhir.
Sementara itu, rata-rata usia di tingkat Eselon III-IV adalah 43,5 tahun, dan hanya 16 persen yang merupakan generasi milenial di rentang usia 26-35 tahun.