“Sirekap dan proses rekapitulasi suara adalah dua tahap yang berbeda dan seharusnya tidak saling memengaruhi,” ujar Said dalam keterangan tertulisnya.
Said menegaskan bahwa Sirekap adalah instrumen untuk memenuhi asas keterbukaan informasi publik atas hasil pemilu sebagai bagian dari data publik yang harus diketahui oleh masyarakat.
Namun, ia menekankan bahwa data yang dihasilkan oleh Sirekap bukanlah data resmi hasil pemilu, sesuai dengan peraturan KPU.
Said juga menilai bahwa masalah teknis pada Sirekap tidak akan memengaruhi keabsahan hasil pemilu.
Sementara itu, hasil real count atau penghitungan langsung terkini dari laman pemilu2024.kpu.go.id menyebutkan bahwa tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tengah bertarung dalam pilpres 2024.
Data tersebut mencatat bahwa hingga Senin, 19 Februari 2024 pukul 15.00 WIB, sebanyak 71,14 persen data Tempat Pemungutan Suara (TPS) telah tercatat masuk.
Prabowo-Gibran tercatat memiliki 55.693.236 suara atau 58,46 persen, Anies-Muhaimin sejumlah 23.171.238 suara atau 24,32 persen, dan Ganjar-Mahfud 16.402.002 suara atau 17,22 persen dari total suara yang sudah terhitung.
(infopublik)
