“Indonesia dengan populasi muslim 229 juta dan negara terbesar ketiga setelah Turki dan Uni Arab Emirate, dalam konsumsi produk modest fesyen. Ini peluang bagi UKM mengembangkan produk fesyen. Juga motivasi untuk mengembangkan fesyen sesuai karakter wilayah,” ujarnya.
Shinta berharap, ada Galeri UKM Ekspor di Jawa Tengah, sebagai sarana promosi dan pemasaran produk UMKM yang berkualitas dan berstandar ekspor, Galeri itu akan menjadi jujukan atau barometer bagi eksportir maupun masyarakat, yang membutuhkan produk berkualitas dan premium.
Kepala Dinkop UKM Jateng Eddy Sulistiyo Bramiyanto mengatakan, ajang tersebut digelar untuk mengekspose potensi modest fashion (gaya pakaian tertutup) di Jawa Tengah. Dengan potensi kontur alam dan sumber daya yang dimiliki, ia yakin provinsi ini mampu menjadi trendsetter produk busana muslim.
Pada ajang tersebut, katanya, ada enam UKM yang menampilkan karyanya. Di antaranya, Batik Warna Alam si Putri, Batik Muria Kudus, Al Fath, Aldi Zahra, Batik Smile, dan Batik Srihanna.
“Taglinenya adalah Jawa Tengah kiblat tren modest fesyen menuju internasional. Harapannya produk fesyen meningkatkan pendapatan UMKM dan melibatkan masyarakat, akhirnya akan mengurangi kemiskinan. Multiplier effect-nya secara tidak langsung seperti itu,” pungkas Bram, sapaan akrabnya.
(jatengprov.go.id)