Meskipun sektor perikanan relatif tidak menghadapi isu krusial dalam perundingan ICA-CEPA karena Indonesia memiliki surplus perdagangan untuk ekspor perikanan ke Kanada, Ishartini menekankan pentingnya memberikan pelayanan jaminan kualitas bagi komoditas yang akan masuk di Indonesia, melalui sertifikasi good importing practices (GIP) serta mewajibkan importir menerapkan sistem ketertelusuran.
Ishartini menegaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki status perdagangan surplus untuk ekspor perikanan ke Kanada, tetap perlu mengawal proses perundingan karena Kanada merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono menetapkan target ekspor hasil perikanan Indonesia sebesar USD7,2 miliar pada tahun 2024. Dia telah menjalin kerjasama dengan sejumlah negara untuk mencapai target tersebut.
(infopublik)
