Dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari, bisa dilakukan lebih dari satu kali hingga hujan turun.
Seketika.com, Bandung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi suhu maksimum harian di Bandung Raya dari 29 September hingga 5 Oktober 2023 berkisar 31-34 derajat celsius. Bahkan, kondisi suhu ekstrem dirasakan pada akhir pekan lalu di atas 34 derajat celsius.
Di beberapa lokasi mulai terasa sulit air karena dampak dari cuaca panas ekstrem saat ini. Selain berikhtiar dengan bijak menggunakan air, langkah lain yang bisa ditempuh sebagai umat muslim untuk menghadapi kemarau panjang ini adalah dengan Salat Istisqa.
Salat Istisqa dan waktu pelaksanaannya sesuai dengan namanya, Al-istisqa adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Salat Istisqa sebagai salat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Salat Istisqa telah dipraktikkan di zaman Rasulullah SAW. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan: “Nabi Muhammad SAW keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khotbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya” (HR. Imam Ahmad).
Adapun waktu pelaksanaan Salat Istisqa adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah ra: “Rasulullah itu keluar untuk melaksanakan Salat Istisqa manakala matahari mulai naik.” (HR Abu Dawud & Al-Hakim)