“Beberapa teman sudah dilatih dan mempraktikkannya. Dan hasilnya luar biasa. Sudah bisa menjadi pendapatan sampingan yang hasilnya lumayan banyak dengan menjadi salon keliling. Bahkan hasilnya lebih banyak dibanding menjalani profesi ojol,” kata Novi.
Acara ini, lanjut Novi, sebenarnya termasuk dalam rangkaian Pusat Pembelajaran Pemberdayaan Perempuan. “Ada banyak pelatihannya. Ada pelatihan kelas hukum, kelas politik, ekonomi bisnis, budaya dan pengajian. Untuk pengajian sudah berlangsung selama 18 bulan. Ada juga kelas memasak dan tata rias,” jelasnya.
Novi bersyukur, karena acara-acara yang digelar DP3AK Jatim bisa berjalan secara rutin. Hal ini sesuai dengan harapan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, yang selalu memfasilitasi sarana dan prasarana ojol perempuan, sehingga nantinya bisa beralih menjalani profesi lain selain menjadi ojol.
“Nama perkumpulannya adalah Gaspol, Gerakan Sayang Ojek Online Perempuan. Ada banyak kegiatan di dalamnya. Dan tidak pernah ada ilmu yang tidak berguna, makanya para ojol perempuan ini semangat mengikuti kegiatan yang kita gelar. Termasuk edukasi dari ZAP ini yang diikuti seraturan orang,” tandasnya.
Sementara itu, Area Manager Jatim dan Bali, Mustika Nawangwulan, mengatakan, kegiatan CSR ZAP ini diadakan dua kali dalam setahun. Pada semester kedua ini, ZAP bekerjasama dengan DP3AK Jatim, untuk memberikan edukasi perawatan kulit kepada ojol perempuan.