Wamenkominfo menyatakan bahwa negara maju dan berkembang memiliki dua pendekatan dalam implementasi pengembangan AI, yaitu Principle Based dan Rule Based.
Principle Based diadopsi oleh Uni Eropa, dengan fokus pada prinsip dan nilai etik yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan proses yang lebih rinci.
“Sementara Amerika dan China cenderung kepada Rule Based dengan mengatur proses-prosesnya secara lebih rinci, tanpa terlalu mempertimbangkan arah atau hasil akhir dari pengembangan AI,” ujar Wamen Nezar.
Dia menegaskan bahwa regulasi yang lebih lunak melalui SE Etika AI yang didukung oleh referensi dari negara maju dapat mengurangi risiko penyalahgunaan AI.
“Misalnya, penggunaan Generative AI oleh masyarakat dapat berpotensi menghasilkan dampak negatif seperti diskriminasi, halusinasi, bahkan penyebaran misinformasi dan disinformasi,” tambahnya.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Dewan Pengawas TVRI Agus Sudibyo, Ketua Umum Publikom Gama Imam Wahyudi, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga Henry Subiakto, dan Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UGM Rajiyem.
(infopublik)
