Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan dukungan terhadap penggunaan vitamin A sebagai salah satu upaya dalam mengurangi angka kematian anak terkait penyakit pernapasan dan diare. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa vitamin A dapat mengurangi angka kematian terkait diare sebesar 28 persen.
Namun, vitamin A bukanlah satu-satunya faktor yang dapat melindungi anak dari pneumonia. ASI eksklusif selama enam bulan juga memiliki peran penting dalam menurunkan risiko pneumonia hingga 20 persen. Oleh karena itu, perhatian terhadap pola makan dan pola hidup sehat sejak dini sangatlah krusial.
Selain vitamin A dan ASI, imunisasi juga merupakan langkah preventif yang efektif. Menurut Dr. Nastiti, imunisasi, terutama vaksin pneumonia seperti pneumokokus (PCV), dapat menurunkan hingga 50 persen angka infeksi pneumonia. Vaksin PCV sudah menjadi program nasional imunisasi dan tersedia di posyandu serta puskesmas.
Meskipun ada ketidaknyamanan saat penyuntikan, manfaat jangka panjang dari vaksinasi, termasuk perlindungan terhadap pneumonia berat dan angka kematian, membuatnya menjadi investasi yang sangat berharga untuk kesehatan anak-anak.
Bagi anak yang sudah terlanjur terkena pneumonia, melengkapi semua imunisasi yang terlewat adalah tindakan yang disarankan. Dr. Nastiti menekankan pentingnya memastikan bahwa semua imunisasi dilakukan secara lengkap, bahkan jika terdapat kejadian tertentu yang membuat beberapa imunisasi terlewat.
Dengan memahami peran vitamin A, ASI, dan imunisasi dalam melindungi anak dari pneumonia, masyarakat diharapkan dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka. Kesadaran akan pentingnya pencegahan melalui upaya-upaya sederhana ini dapat membantu menciptakan generasi yang lebih kuat dan sehat di masa depan.
