Untuk penyaluran bantuan, Raditya menjelaskan bahwa pihaknya menerima data mengenai anak-anak penerima bantuan gizi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Kemudian, bantuan tersebut langsung disalurkan sesuai dengan lokasi tempat tinggal anak-anak tersebut.
“Kami berkoordinasi secara aktif dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Di mana pun terjadi kasus stunting, kami akan selalu aktif membantu pencegahan dan penanganannya.
Begitu kami mendapatkan data, kami langsung mengirimkan kebutuhan gizi yang dibutuhkan,” jelas Raditya.
Di sisi lain, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Setda Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, menyatakan bahwa mengatasi kemiskinan bukanlah tanggung jawab tunggal Pemprov DKI Jakarta, tetapi juga memerlukan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat termasuk sektor swasta dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Widyastuti menjelaskan bahwa salah satu inisiatif dari Pemprov DKI Jakarta adalah program BUMD Peduli Stunting.
Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi terhadap kontribusi aktif Perumda Dharma Jaya dalam program pengentasan stunting di Jakarta dengan memberikan bantuan gizi kepada anak-anak yang rentan mengalami stunting.
“Saya mengapresiasi Perumda Dharma Jaya yang telah memberikan kontribusi nyata untuk mengatasi masalah gizi pada balita,” ungkap Widyastuti.
Dia berharap bahwa kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dengan penanganan stunting serta BUMD dan sektor swasta dapat terus berjalan dengan baik.
“Saya berharap kerjasama ini dapat menjadi contoh bagi sektor swasta atau BUMD lainnya dalam upaya pengentasan stunting di Jakarta,” tambah Widyastuti.
