Presiden Novak, seorang sekutu dan mantan menteri keluarga Perdana Menteri Viktor Orban, adalah presiden perempuan pertama dan orang termuda yang pernah menjabat dalam sejarah Hongaria.
Pengunduran dirinya terjadi dalam konteks gejolak politik yang jarang terjadi di partai nasionalis Hongaria, Fidesz, yang telah berkuasa sejak 2010.
Juga terlibat dalam kontroversi ini adalah Judit Varga, tokoh penting Fidesz lainnya yang mendukung pengampunan tersebut.
Namun, Varga mengumumkan pada hari Sabtu bahwa dia akan mengambil tanggung jawab politik untuk mendukung pengampunan tersebut dengan mengundurkan diri dari kehidupan publik.
Merespons kontroversi ini, Perdana Menteri Orban mengumumkan amandemen konstitusi yang akan melarang terpidana pelaku kekerasan terhadap anak menerima grasi di masa depan.
Meskipun tidak secara langsung menyebut kontroversi Novak, Orban menegaskan bahwa tidak ada belas kasihan bagi pelaku kejahatan terhadap anak di bawah umur.
Pengunduran diri Novak dan peristiwa ini menciptakan gelombang perubahan dan refleksi dalam politik Hongaria, dengan masyarakat menuntut transparansi dan keadilan.
