Djati Mardiatno mengatakan selama pengembaraannya, dirinya mendapat banyak kesempatan berinteraksi dengan berbagai kalangan, baik akademisi, birokrasi, LSM, swasta, dan media massa. Juga tak luput pengalaman observasi langsung di lapangan yang tentu saja memperkaya keilmuannya.
“Geografi adalah studi tentang variasi spasial yang menjelaskan perbedaan suatu tempat dengan tempat lain di permukaan bumi dalam geografi juga dipelajari tentang lingkungan fisik dan aktivitas manusia serta interaksi antara keduanya,” paparnya.
Pria kelahiran Pasuruan 23 Mei 1971 itu menyebut wujud interaksi itu salah satunya ialah dimanfaatkannya tempat-tempat tertentu yang ada di muka bumi oleh manusia untuk berbagai peruntukan.
Tempat yang dipilih merupakan tempat yang dinilai paling sesuai dengan peruntukan tertentu dan salah satu kriteria yang digunakan adalah bentuk muka bumi.
“Kajian tentang bentuk muka bumi ini dipelajari dalam geomorfologi bentuk muka bumi yang beragam memiliki berbagai potensi sumber daya alam, tetapi di sisi lain juga berlangsung proses geomorfologis yang berpotensi menjadi bencana jika bersinggungan dengan kehidupan manusia,” kata Ayah tiga anak tersebut.
Dengan latar belakang pendidikan S-1 Geografi Fisik/Geomorfologi dari Fakultas Geografi UGM pada tahun 1996, S-2 Geografi Fisik dari Program Pascasarjana UGM pada tahun 2001, dan S-3 pada tahun 2008 di bidang Geography/Natural Hazards dari Institute of Geography University of Innsbruck, Austria, Djati Mardiatno telah menjadi sosok akademisi yang menginspirasi banyak mahasiswa dan rekan sejawatnya.
Sebagai informasi tambahan, Prof. Djati Mardiatno merupakan suami dari Dr. drg. Laelia Dwi Anggraini, Sp.KGA. dan dikaruniai tiga anak yaitu, Anashatierra Maritzaiva, Erdziva Syifa Ivanka dan Ishaina Ozeany Caninetta.
