Sementara itu, Rektor UIN Bukittinggi juga menyampaikan apresiasi atas pertemuan tersebut.
“Terimakasih kami sudah diterima Bapak Gubernur untuk bersilaturahim sekaligus meluruskan berita yang beredar. Adalah tidak benar seluruh berita yang disebarluaskan,” jelas Ridha.
“Terimakasih kami tadi sudah diberi kesempatan untuk bertemu dengan delegasi negara Kuwait untuk peluang pengembangan SDM, kemahasiswaan dan kelembagaan,” lanjutnya.
Sebelumnya, melalui video klarifikasi dari Pihak UIN Bukittinggi, Dr. Ridha juga menyampaikan permohonan maaf.
“Kami seluruh keluarga besar UIN Bukittinggi menyatakan permohonan yang dalam dan sangat menyesalkan kejadian ini terjadi di UIN Bukittinggi yang islami yang sangat menghormati tamunya,” ujar Ridha.
“Sesuai kode etik kemahasiswaan, serta ketentuan perguruan tinggi, kami dengan komitmen yang tinggi akan melakukan tindakan sesuai ketentuan tersebut,” tambahnya.
Melalui video berdurasi 3,34 menit tersebut, rektor juga menjelaskan kronologis kejadian dan menyatakan dengan tegas bahwa tidak benar ada pengusiran terhadap gubernur.
“Adalah tidak benar adanya pengusiran terhadap Bapak Gubernur. Hal yang sesungguhnya terjadi adalah, Bapak gubernur meninggalkan student center bersama unsur pimpinan ke masjid untuk melaksanakan shalat ashar,” jelas Ridha.