Menurut Munsch, secara historis, laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah keluarga. Laki-laki yang bergantung pada istri untuk dukungan ekonomi merasa kehilangan maskulinitas, mendorong perilaku selingkuh sebagai upaya untuk mengimbangi perasaan tersebut.
Di sisi lain, perempuan yang menjadi pencari nafkah cenderung lebih berhati-hati dan kurang berpotensi untuk berselingkuh. Mereka menyadari bahwa perubahan status quo dapat mengancam keharmonisan pernikahan, dan untuk mempertahankan hubungan, mereka mengambil langkah-langkah kecil untuk meningkatkan maskulinitas pasangan.
Mensch menegaskan bahwa studi ini tidak harus dipandang sebagai alasan untuk khawatir secara berlebihan. Meskipun ada kemungkinan perselingkuhan lebih besar ketika ketergantungan ekonomi terjadi, prediksi kemungkinan perselingkuhan dalam satu tahun hanya sekitar 15 persen, bahkan pada laki-laki yang sepenuhnya bergantung pada istri mereka.
Studi ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dinamika pernikahan terkait dengan aspek ekonomi dan kecenderungan perselingkuhan, memperkaya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang memengaruhi stabilitas hubungan pasangan.
