Gaya HidupTeknologi

Teknologi AI di China, Menghidupkan Kembali Orang yang Telah Meninggal

702
×

Teknologi AI di China, Menghidupkan Kembali Orang yang Telah Meninggal

Share this article

Dalam serial fiksi ilmiah Inggris, Black Mirror, diperlihatkan bagaimana ketergantungan pada AI untuk memberikan dukungan dalam situasi berduka dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Tal Morse, seorang peneliti tamu di Pusat Kematian dan Masyarakat di Universitas Bath, Inggris, menyuarakan keprihatinan terkait potensi pencemaran ingatan terhadap sifat dan sikap asli orang yang sudah meninggal oleh bot AI semacam ini.

Morse menyatakan, “Pertanyaan kuncinya di sini adalah, seberapa setia bot AI terhadap kepribadian yang dirancang untuk mereka tiru. Apa yang terjadi jika mereka melakukan hal-hal yang akan mencemari ingatan orang yang seharusnya mereka wakili?”

Kebingungan lain muncul terkait dengan ketidakmampuan orang yang sudah meninggal untuk memberikan persetujuan terhadap penggunaan simulakrum digital mereka.

Meskipun izin mungkin tidak diperlukan untuk meniru ucapan atau perilaku, tetapi mungkin diperlukan untuk melakukan hal-hal tertentu dengan replika digital tersebut. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang etika dan dampak teknologi ini menjadi penting.

Sementara beberapa melihat teknologi ini sebagai sarana membantu mereka yang berduka, keberadaannya memicu debat tentang batas etika dan implikasi psikologis yang mungkin terjadi dalam penggunaannya.

Leave a Reply