Lebih lanjut, Wamenparekraf juga memaparkan peningkatan inklusivitas pariwisata melalui pengembangan creative entrepreneurship di desa wisata.
Ia menjelaskan, perkembangan dan capaian desa wisata di 5 DPSP yang sudah terdaftar di Jadesta sebanyak 171 Desa di DPSP Danau Toba, 440 Desa di DPSP Borobudur, 97 Desa di DPSP Labuan Bajo, 232 Desa di DPSP Mandalika, dan 43 Desa di DPSP Likupang.
“Desa wisata kita yaitu Desa Nglanggeran pada tahun 2021 dan Desa Penglipuran pada tahun 2023 mendapat apresiasi sebagai Best Tourism Villages dengan mengalahkan kandidat lebih dari 60 negara lainnya. Juga terdapat 3 desa wisata yang terpilih yaitu Dewi Bilibante, Dewi Pela, dan Dewi Taro sebagai bagian dari 20 desa UNWTO Upgrade Programme 2023,” kata Wamenparekraf.
Kemenparekraf/Baparekraf pun bekerja sama dengan Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) meluncurkan Sekolah Pariwisata Desa (Sepada) pertama kali di Indonesia sebagai komitmen untuk meningkatkan sumber daya di desa wisata.
“Baru-baru ini kami juga meluncurkan, bekerja sama dengan Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), ada suatu jurusan baru untuk S1 pariwisata desa wisata, jadi semoga ada satu sarjana dari desa wisata yang bisa membantu dan menjadi pemimpin,” kata Wamenparekraf.
Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester II – 2023 ini dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, Erick Tohir.
Hadir pula Wakil Menteri BUMN, Kartika Wiroatmodjo; Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki; serta para peserta Rakornas.
(kemenparekraf.go.id)